ARTIKEL TENTANG OTOMOTIF
Cara kerja cvt pada matic
Banyak siswa yang menanyakan "gmana sih pak cara kerja cvt pada matic
tuh?
Berikut penjelasan bagaimana cvt bekerja
Mungkin banyak siswa smk sekolah lain juga belum mengerti cara kerja
dari mesin matik atau CVT(Continuously Varible Transmission) pada sepeda
motor.
Ternyata lebih sederhana dari mesin konvensional atau mesin
bertransmisi.
Semua komponen CVT terdapat pada boks CVT atau secara kasat mata
bentuknya adalah lengan ayun sebelah kiri motor matik kita, yang
terlihat begitu besar dan berat. Disitu terdapat tiga komponen utama
yaitu puly depan(Drive Pulley), puly belakang(Driven Pulley) dan v-belt.
Puly depan dihubungkan ke crankshaft engine(kruk-as), sedangkan puly
belakang dihubungkan ke as-roda. Yang menghubungkan puly depan dan puly
belakang adalah v-belt.
Pada saat stationer atau putaran rendah, puly depan memiliki
radius yang kecil dibandingkan dengan puly belakang atau rasio gigi
ringan. Seiring dengan bertambahnya putaran mesin (rpm), maka puly depan
radiusnya juga ikut membesar sedangkan puly belakang justru mengecil
atau sama dengan rasio gigi berat.
Untuk kerja v-belt hanya menghubungkan kedua puly tersebut agar dapat
berjalan secara bergantian. Jadi saat puly depan membesar maka yang
menyebabkan puly belakang mengecil adalah karena desakan dari v-belt,
karena panjang v-belt selalu sama pada proses ini.
Karena kerja CVT yang linear, maka mesin matik dapat menghasilkan akselerasi yang halus tanpa adanya kehilangan tenaga.
Semua komponen CVT terdapat pada boks CVT atau secara kasat mata
bentuknya adalah lengan ayun sebelah kiri motor matik kita, yang
terlihat begitu besar dan berat. Disitu terdapat tiga komponen utama
yaitu puly depan(Drive Pulley), puly belakang(Driven Pulley) dan v-belt.
Puly depan dihubungkan ke crankshaft engine(kruk-as), sedangkan puly
belakang dihubungkan ke as-roda. Yang menghubungkan puly depan dan puly
belakang adalah v-belt.
Pada saat stationer atau putaran rendah, puly depan memiliki
radius yang kecil dibandingkan dengan puly belakang atau rasio gigi
ringan. Seiring dengan bertambahnya putaran mesin (rpm), maka puly depan
radiusnya juga ikut membesar sedangkan puly belakang justru mengecil
atau sama dengan rasio gigi berat.
Untuk kerja v-belt hanya menghubungkan kedua puly tersebut agar dapat
berjalan secara bergantian. Jadi saat puly depan membesar maka yang
menyebabkan puly belakang mengecil adalah karena desakan dari v-belt,
karena panjang v-belt selalu sama pada proses ini.
VVT-I Atau VTEC pa sih bedanya????
di Indonesia mobil–mobil baru banyak menggunakan mesin dengan sistem
penggerak katup, VVT-I, VTEC, valvetronik atau vanos. Toyota umumnya
menamai mesinya VVT-I. Sedangkan Honda menamainya VTEC.
VVT-i
Sistim VVT-i (Variable Valve Timing - Intelligent) merupakan serangkaian
peranti untuk mengontrol penggerak camshaft. Maksudnya adalah
menyesuaikan waktu bukaan katup dengan kondisi mesin. Sehingga bisa
didapat torsi optimal di setiap tingkat kecepatan. Sekaligus menghemat
bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.
Pada mesin Toyota, sistim ini diaplikasikan pada katup masuk. Waktu
bukaan camshaft bisa bervariasi pada rentang 60 derajat. Misalnya, pada
saat start, kondisi mesin dingin dan mesin stasioner tanpa beban, timing
dimundurkan 30 derajat.
Cara ini bakal menghilangkan overlap. Yaitu peristiwa membukanya katup
masuk dan buang secara bersamaan di akhir langkah pembuangan karena
katup masuk baru akan membuka beberapa saat setelah katup buang menutup
penuh. Logikanya, pada kondisi ini mesin tak perlu bekerja ekstra.
Dengan tertutupnya katup buang, tak ada bahan bakar yang terbuang saat
terisap ke ruang bakar. Konsumsi BBM jadi hemat dan mesin lebih ramah
lingkungan.Sedangkan saat ada beban, timing akan maju 30 derajat .
Derajat overlapping akan meningkat. Tujuannya untuk membantu mendorong
gas buang plus memanaskan campuran bahan bakar dan udara yang masuk.
Selain itu, waktu kompresi juga bertambah karena katup masuk juga
menutup lebih cepat. Efeknya, efisiensi volumetrik jadi lebih baik.
Untuk mewujudkannya, ada VVT-i controller pada timing gear di intake
camshaft. Alat ini terdiri atas housing (rumah), kemudian di dalamnya
ada ruangan oli untuk menggerakkan vane (baling-baling).
Baling-baling itu terhubung dengan camshaft. Di dalamnya terdapat dua
jalur oli menuju masing-masing ruang oli di dalam rumah VVT-i
controller. Dari jalur oli yang berbeda inilah, vane akan mengatur waktu
bukaan katup.
Posisi advance timing maju didapat dengan mengisi oli ke ruang belakang
masing-masing bilah vane. Sehingga vane akan bergerak maju dan posisi
timing pun ikut maju 30 derajat. Tekanan olinya sendiri disediakan oleh
camshaft timing Oli Control Valve yang diatur oleh ECU mesin.
Kebalikannya, untuk kondisi retard (mundur), ruang di depan vane akan
terisi dan posisi timing mundur. Sedangkan kalau dibutuhkan pada kondisi
standar, ada pin yang akan mengunci posisi vane tetap ada di tengah.
Sebenarnya masih ada sistem yang lebih canggih, namanya VVTL-i (Variable
Valve Timing Lift-Intelligent). Selain memainkan waktu bukaan katup,
tingginya pun ikut dibedakan.
VTEC
Teknologi canggih Variable Valve Timing and Lift Electronic Controlled
(VTEC) hasil inovasi Honda ini menampilkan mekanisme berbeda. Perbedaan
utamanya adalah pada pergerakan katup masuknya. Pada mesin 16 valve,
terdapat masing-masing dua katup masuk dan buang di tiap silinder.
VTEC diaplikasikan hanya pada katup masuk. Pada katup inilah
pengontrolan efisiensi mesin lebih berpengaruh. Asumsinya, proses
pembuangan tak memerlukan pembukaan katup variabel sebab semakin lancar
gas buang, kerja mesin akan semakin enteng.
Pada mesin VTEC, kedua katup masuk tak selalu bergerak bareng. Misalnya,
di putaran rendah hanya ada satu klep yang membuka. Bukaannya pun
relatif kecil karena karakter camshaft yang menonjok katup ini cocok
buat putaran rendah. Kondisi ini dinilai pas untuk mesin. Karena pada
putaran rendah tak perlu suplai udara banyak. Selain itu, bisa terjadi
turbulensi udara untuk membantu mencampur bahan bakar. Mesin jadi irit,
efisien, juga ramah lingkungan.
Seiring naiknya putaran mesin, kebutuhan suplai udara juga meningkat.
Langsung dijawab dengan katup kedua. Bukaannya lebih besar karena nok
chamshaft punya karakter derajat lebih tinggi. Asyiknya, katup pertama
tadi ikut membuka lebih lebar. Hal ini disebabkan ada pin yang
menghubungkan rocker arm dan mendorong pin. Otomatis pin tadi akan
mengunci kedua rocker arm. Karena rocker arm kedua digerakkan oleh nok
camshaft yang berdurasi lebih tinggi, gerakan katup pertama jadi
mengikuti.
Selain VTEC ada juga i-VTEC (intelligent VTEC) yang juga dilengkapi
mekanisme memajukan dan memundurkan pengapian. Tentu hasilnya lebih
maksimal untuk meningkatkan efisiensi mesin.
SUMBER : http://kinibalu.blogspot.com/
ARTIKEL TENTANG TEKNIK
Jenis monitor
Dengan perkembangannya
yang sangat pesat, saat ini terdapat tiga jenis teknologi monitor.
Ketiga golongan teknologi tersebut adalah CRT (Cathode Ray Tube), Liquid
Crystal Display (LCD) dan Plasma gas.
- CRT ( Chatode Ray Tube )
Pada monitor CRT, layar penampil yang digunakan
berupa tabung sinar katoda. Teknologi ini memunculkan tampilan pada
monitor dengan cara memancarkan sinar elektron ke suatu titik di layar.
Sinar tersebut akan diperkuat untuk menampilkan sisi terang dan
diperlemah untuk sisi gelap. Teknologi CRT merupakan teknologi termurah
dibanding dengan kedua teknologi yang lain. Meski demikian resolusi yang
dihasilkan sudah cukup baik untuk berbagai keperluan. Hanya saja energi
listrik yang dibutuhkan cukup besar dan memiliki radiasi
elektromagnetik yang cukup kuat.
Monitor CRT (Chatode Ray Tube)
- LCD ( Liquid Cristal Display )
Monitor LCD tidak lagi menggunakan tabung elektron
tetapi menggunakan sejenis kristal liquid yang dapat berpendar.
Teknologi ini menghasilkan monitor yang dikenal dengan nama Flat Panel
Display dengan layar berbentuk pipih, dan kemampuan resolusi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan CRT. Karena bentuknya yang pipih, maka
monitor jenis flat tersebut menggunakan energi yang kecil dan banyak
digunakan pada komputer-komputer portabel.
Kelebihan yang lain dari monitor LCD adalah adanya brightness ratio
yang telah menyentuh angka 350 : 1. Brigtness ratio merupakan
perbandingan antara tampilan yang paling gelap dengan tampilan yang
paling terang.
Liquid Crystal Display menggunakan kristal liquid yang dapat
berpendar. Kristal cair merupakan molekul organik kental yang mengalir
seperti cairan, tetapi memiliki struktur spasial seperti kristal.
(ditemukan pakar Botani Austria – Rjeinitzer) tahun 1888. Dengan
menyorotkan sinar melalui kristal cair, intensitas sinar yang keluar
dapat dikendalikan secara elektrik sehingga dapat membentuk panel-panel
datar.
Lapisan lapisan dalam sebuah LCD :
- Polaroid belakang
- Elektroda belakang
- Plat kaca belakang
- Kristal cair
- Plat kaca depan
- Elektroda depan
- Polaroid depan
Elektroda dalam lapisan tersebut berfungsi untuk menciptakan medan
listrik pada kristal cair, sedangkan polaroid digunakan untuk
menciptakan suatu polarisasi.
Dari sisi harga, monitor LCD memang jauh lebih mahal jika
dibandingkan dengan monitor CRT. Dan beberapa kelemahan yang masih
dimilikinya seperti kurang mampu digunakan untuk bekerja dalam berbagai
resolusi, seperti misalnya monitor dengan resolusi 1024 X 768 akan
terkesan agak buram jika dipekerjakan pada resolusi 640 X 420. Tatapi
akhir-akhir ini kelemahan tersbut sudah mulai di atasi dengan teknik
anti aliasing.
LCD berwarna menggunakan dua jenis teknik untuk menghasilkan warna, yaitu passive matrix dan active matrix :
Passive Matrix
Teknologi yang digunakan lebih murah dibandingkan active matrix.
Pada LCD jenis ini terdapat sederetan transistor di atas (sumbu x) dan
di samping kiri (sumbu y) monitor. Transistor-transistor ini memberi
energi pada piksel. Piksel merupakan pertemuan dari pancaran transistor
sumbu x dan sumbu y. oleh karena hal tersebut maka teknologi ini sering
juga disebut Dual Scan monitor.
Kelemahan teknologi ini, monitor harus dilihat secara tegak
lurus. Jika dipandang dari sudut agak menyamping, maka tulisan pada
monitor tidak akan terlihat. Kelemahan lain, jika ada transistor yang
mati, maka akan terlihat adanya garis gelap melintang atau tegak lurus
pada layar monitor.
Pada teknologi passive matrix yang lebih baru seperti CSTN (Color Super-Twisted Nematic), DSTN (Double Layer Super-Twis Nematic), dan HPA (High-Performance Addressing), kecerahan citra lebih bagus.
Active Matrix
Menggunakan teknologi Thin Film Transistor (TFT). Hasil warna yang diperoleh sebagus CRT, namun teknologinya mahal. Active matrix
memiliki transistor yang memancarkan cahaya sendiri pada masing-masing
piksel, sehingga warnanya lebih cerah, dan tak harus dilihat dengan
sudut pandang tegak lurus. Namun karena adanya banyak transistor ini,
mengakibatkan pemakaian daya jenis monitor ini lebih tinggi dan
kemungkinan kerusakan pada piksel lebih besar.
- Plasma gas atau Organic Light Emitting Diode (OLED)
Monitor jenis ini menggabungkan teknologi CRT
dengan LCD. Dengan teknologi yang dihasilkan, mampu membuat layar dengan
ketipisan menyerupai LCD dan sudut pandang yang dapat selebar CRT.
Plasma gas juga menggunakan fosfor seperti halnya pada teknologi CRT,
tetapi layar pada plasma gas dapat perpendar tanpa adanya bantuan
cahaya di belakang layar. Hal itu akan membuat energi yang diserap tidak
sebesar monitor CRT. Kontras warna yang dihasilkan pun lebih baik dari
LCD. Teknologi plasma gas ini sering bisa kita jumpai pada saat
pertunjukan-pertunjukan musik atau pertandingan-pertandingan olahraga
yang spektakuler. Di sana terdapat layar monitor raksasa yang dipasang
pada sudut-sudut arena tertentu. Itulah monitor yang menggunakan
teknologi plasma gas.
Plasma Gas
Desember 9, 2009, 4:06 am
Filed under: Hardware
Filed under: Hardware
SEJARAH MONITOR
Monitor merupakan interface terpenting yang
menghubungkan manusia dan PC. Pada saat komputer pertama beroperasi pada
tahun 1938, monitor sudah berusia 83 tahun. Pengembangannya masih tetap
berlangsung sampai saat ini.
Tahap perkembangan monitor komputer yang digunakan saat ini
sebenarnya terbagi dua fase. Fase pertama pada tahun 1855 ditandai
dengan penemuan tabung sinar katoda oleh ilmuwan dari Jerman, Heinrich
Geißler. Ia merupakan bapak dari monitor tabung. Lalu, 33 tahun
kemudian, ahli kimia asal Austria, Friedrich Reinitzer, meletakkan dasar
pengembangan teknologi LCD dengan menemukan kristal cairan. Teknologi
tabung sejak awalnya memang dikembangkan untuk merealisasikan monitor.
Namun, Kristal cairan masih menjadi fenomena kimiawi selama 80 tahun
berikutnya. Saat itu, tampilan atau frame rate pun belum terpikirkan.
Selama ini, banyak yang menganggap bahwa Karl Ferdinand Braun sebagai
penemu tabung sinar katoda. Sebenarnya, ia merupakan pembuat aplikasi
pertama untuk tabung, yaitu osiloskop pada tahun 1897. Perangkat inilah
yang menjadi basis pengembangan perangkat lain, seperti televisi atau
layar radar. Pada tahun yang sama, Joseph John Thomson menemukan
elektron, yang mempercepat pengembangan teknik tabung.
Monitor CRT pertama (Cathode Ray Tube) dikembangkan untuk menerima
siaran televisi. Milestone-nya adalah tabung televisi pertama dari
Wladimir Kosma Zworykin(1929), full electronic frame rate dari Manfred
von Ardenne (1930), dan pengembangan tabung sinar katoda pertama yang
dapat direproduksi oleh Allen B. Du Mont (1931).
Pada generasi awal komputer, belum menggunakan monitor khusus seperti
sekarang ini. Komputer waktu itu terhubung dengan TV keluarga sebagai
layar penampil dari pengolahan data yang dilakukannya. Yang cukup
menjadi masalah adalah bahwa resolusi monitor TV saat itu hanya mampu
menampilkan 40 karakter secara horisontal pada layar.
Monitor khusus untuk komputer dikeluarkan oleh IBM PC, yang pada
awalnya memiliki resolusi 80 X 25 dengan kemampuan warna “green
monochrome”. Monitor ini sudah mampu menampilkan hasil yang lebih
terang, jelas dan lebih stabil.
Pada generasi berikutnya muncul mono graphics (MGA/MDA) yang memiliki
720×350. Selanjutnya di awal tahun 1980-an muncul jenis monitor CGA
dengan range resolusi dari 160×200 sampai 640×200 dan kemampuan warna
antara 2 sampai 16 warna. Monitor EGA muncul dengan resolusi yang lebih
bagus yaitu 640×350. Monitor jenis ini cukup stabil sampai berikutnya
munculnya generasi komputer Windows.
Semua jenis monitor ini menggunakan digital video – TTL signals
dengan discrete number yang spesifik untuk mengatur warna dan intensitas
cahaya. Antara video adapter dan monitor memiliki 2, 4, 16, atau 64
warna tergantung standard grafik yang dimiliki.
Selanjutnya dengan diperkenalkannya standard monitor VGA, tampilan
grafis dari sebuah Personal Computer menjadi nyata. VGA dan
generasi-generasi yang berhasil sesudahnya seperti PGA, XGA, atau SVGA
merupakan standard analog video dengan sinyal R (Red), G (Green) dan B
(Blue) dengan continuous voltage dan continuous range pada pewarnaan.
Secara prinsip analog monitor memungkinkan penggunaan full color dengan
intensitas yang tinggi.
Generasi monitor terbaru adalah teknologi LCD yang tidak lagi menggunakan tabung elektron CRT tetapi menggunakan sejenis kristal liquid yang dapat berpendar. Teknologi ini menghasilkan monitor yang dikenal dengan nama Flat Panel Display dengan layar berbentuk pipih, dan kemampuan resolusi yang tinggi.
Generasi monitor terbaru adalah teknologi LCD yang tidak lagi menggunakan tabung elektron CRT tetapi menggunakan sejenis kristal liquid yang dapat berpendar. Teknologi ini menghasilkan monitor yang dikenal dengan nama Flat Panel Display dengan layar berbentuk pipih, dan kemampuan resolusi yang tinggi.
sumber : http://argotri.wordpress.com/
ARTIKEL TENTANG SCIENCE
Merebus Telur dengan HP (HandPhone)
Banyak organisasi termasuk industri HP seringkali mengesampingkan akibat
radiasi HP kepada otak. Hasil-hasil studi jangka pendek yang
dimanfaatkan untuk meyakinkan para konsumen bahwa dengan menggunakan
HaPe tidak ada hubungannya dengan kanker atau tumor otak, yang hanya
berkembang beerapa dekade setelah terekspose.
Wajar saja, tidak ada seorangpun mengetahui secara pasti sejauh mana sebuah HaPe dapat membahayakan seseorang. Media baru Howe Recently melaporkan sebuah studi yang memperlihatkan radiasi HaPe yang penuh dengan energi dapat digunakan untuk memasak telor.
Wajar saja, tidak ada seorangpun mengetahui secara pasti sejauh mana sebuah HaPe dapat membahayakan seseorang. Media baru Howe Recently melaporkan sebuah studi yang memperlihatkan radiasi HaPe yang penuh dengan energi dapat digunakan untuk memasak telor.
Dalam sebuah percobaan, peneliti menyimpan sebuah telor di dalam sebuah cangkir porselen (karena mudah untuk menyerap panas), dan meletakkan dua buah HaPe yang saling berhadapan dengan telor di dalam cangkir porselen tersebut. Peneliti kemudian memanggil salah satu HaPe kemudian menyimpannya berhadapan dalam keadaan salurannya tersambungkan untuk jangka waktu beberapa lama.
Selama 15 menit pertama, tidak terjadi perubahan apa-apa. Namun, setelah 25 menit kemudian kulit telor mulai memanas dan setelah 40 menit kemudian permukaan kulit telor menjadi keras dan merekah. Para peneliti menemukan protein yang berupa putih telor menjadi keras meskipun kuning telurnya masih dalam bentuk cairan. Setelah 65 menit telur matang dengan sempurna.
Penelitian memperlihatkan bagaimana menakutkannya radiasi HaPe. Kita harus berusaha untuk menghindari penggunaan HaPe. Meskipun tidak seorangpun telah membuktikan radiasi dari HaPe dapat menyebabkan sesuatu yang secara klinis signifikan. Lagipula, tidak seorangpun yang dapat menyanggah risiko tersebut.
Anak-anak harus dilarang menggunakan HaPe karena otak mereka masih berkembang dan terutama rawan terhadap radiasi.
© 2004-2005 by foodconsumer.org unless otherwise specified
_____
Bagaimana Dua Orang Wartawan Rusia Memasak Telur Dengan HaPe Mereka.
RawFamily.com
Vladimir Lagovski dan Andrei Moiseynko dari Koran Komsomolskaya Pravda di Moskow memutuskan untuk mempelajari langsung bagaimana bahayanya HAPe. Tidak ada sihir dalam memasak telur dengan HaPe. Rahasianya terletak dalam gelombang radio yang radiasinya dipancarkan oleh HaPe.
Kedua orang wartawan tersebut membuat alat berupa microwave sederhana seperti terlihat pada gambar di atas. Mereka menilpon dari satu HaPe ke HaPe yang lainnya dan membiarkan keduanya tetap saling terhubungkan. Mereka memasang sebuah pita rekaman di sebelah HaPe untuk menirukan suara agar telepon tetap aktif.
Setelah 15 menit: Telor mulai hangat.
25 menit: Telor sangat hangat.
40 menit: Telor menjadi sangat panas.
65 menit: Telor Matang. (Seperti nampak pada gambar)
Sumber: rassukudalu.wordpress.com & http://artikelsainsku.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar